Seni Memberdaya Amarah Untuk Menggapai Hidup Penuh Keceriaan
Dua orang sahabat sedang berjalan di padang pasir. Selama dalam
perjalanan mereka berdebat tentang sesuatu. Salah seorang dari kedua
sahabat itu menampar temannya, dan yang ditampar itu merasa sakit tetapi
dia tak berkata apa apa, hanya menulis diatas pasir : "HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPARKU"
Mereka
tetap berjalan sampai mereka menemukan sebuah oasis (sumber air),
mereka sepakat untuk mandi, teman yang telah ditampar tergelincir dan
hampir saja tenggelam di oasis tersebut, tetapi temannya datang dan
menolongnya, dan setelah diselamatkan oleh temannya dari bahaya, dia
menulis diatas Batu "HARI INI TEMAN BAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU"
Teman
yang telah menampar dan yang telah menyelamatkan nyawa teman baiknya
itu bertanya kepadanya, "Setelah saya menyakitimu, kamu menulisnya
diatas pasir dan sekarang, kamu menulisnya diatas batu, mengapa?
Temannyapun
menjawab : "Ketika seseorang menyakiti kita, kita harus menulisnya
diatas pasir, agar angin dapat menerbangkannya dan dapat menghapusnya
sehingga dapat termaafkan. Tetapi ketika seseorang melakukan sesuatu
yang baik kepada kita, kita harus mengukirnya diatas batu dimana tak ada
angin yang dapat menghapusnya"
Renungan :
Saya
suka sekali dengan kisah tersebut, kisah tersebut dikemas dalam banyak
versi yang inti pesannya adalah “ Memafkan dan Melupakan Keburukan
(kesalahan) Orang, namun tetap mengenang setiap perbuatan baik orang.
Gampang di tulis, namun susah di praktekan karena ada amarah yang
bersarang di dalam jiwa kita, untuk dapat memafkan dan melupakan
terlebih dahulu amarah itu harus dikeluarkan dari dalam jiwa. Kita bisa
memanfaatkan tip dan latihan mengatasi amarah di dalam buku Bersama J.P. Vaswani: Menggapai Hidup Damai & Ceria
buah karya bapak Anand Krishna, di dalam buku setebal 202 halaman ini
bapak Anand Krishna mengulas theraphy kecerian dan membagikan tip dan
latihan mengatasi amarah.
Di dalam kehidupan sehari-hari
tidak mungkin kita untuk tidak marah, di dalam interaksi social kita
dengan sesama tidak mungkin tidak terjadi silang pendapat yang bisa
saja sengaja atau tidak sengaja membuat hati kita marah. Tidak mungkin
semuanya berjalan seperti maunya kita, pasti akan terjadi sesuatu di
luar dari yang kita rencankan dan biasanya itu membuat diri kita marah.
Memaafkan dan melupakan sesuatu yang membuat diri kita marah adalah
pekerjaan yang sulit, kita tidak bisa dengan begitu saja memafkan dan
melupakan, oleh karennya kita perlu mempelajarinya, kita perlu mengolah
diri. Kita perlu memberdayakan amarah untuk mengapai hidup ceria,
sehingga kita dapat berprilaku seperti kisah diatas. Ketika kita marah
kita seperti menulis diatas pasir agar angin dapat membawa amarah itu
pergi, namun kita mengingat kebaikan orang selamanya seperti kita
memahatnya diatas batu, abadi.
Baginda Rasul Sendiri
pernah mengatakan bahwa cara terbaik mengenang mereka yang telah tiada
adalah dengan mengingat kebaikan-kebaikannya. Lagi-lagi pilihan ada di
tangan kita, mau memilih membenci orang atau melatih diri memberdayakan
amarah agar jiwa dapat terbebaskan dari kemarahan dan menggapai hidup
ceria, sepenuhnya pilihan ada ditangan kita.
Belum ada Komentar untuk "Seni Memberdaya Amarah Untuk Menggapai Hidup Penuh Keceriaan"
Posting Komentar